"Neuroprotection for Ischaemic Stroke: Translation from the Bench to the Bedside"
Paper dalam terbitan International Journal of Stroke dari Sutherland, B. A., Minnerup, J., Balami, J. S., Arba, F., Buchan, A. M., & Kleinschnitz, C. (2012).
Dalam Paper International Journal of Stroke menyoroti tentang tantangan translasi terapi neuroprotektif untuk stroke iskemik dari model hewan ke manusia. Meskipun hasil pre-klinis menjanjikan, sebagian besar terapi gagal secara klinis akibat perbedaan fisiologis, waktu terapi yang tidak optimal, dan kompleksitas kondisi pasien. Artikel ini menekankan pentingnya model penelitian yang lebih representatif agar terapi dapat berhasil diterapkan secara klinis (Sutherland et al, 2012)
"Basic pathology, anatomy, and physiology of the brain and cerebral circulation"
Buku Caplan’s Stroke: A Clinical Approach - Caplan, L. R., & Liebeskind, D. S. (2016).
Dalam Buku Caplan’s Stroke: A Clinical Approach, dijelaskan bahwa stroke iskemik terjadi akibat terhentinya aliran darah ke otak, yang menyebabkan kerusakan permanen pada area inti iskemik. Namun, area di sekitarnya (penumbra) masih bisa diselamatkan jika aliran darah segera dipulihkan. Mikrosirkulasi berperan penting dalam proses pemulihan karena membantu suplai oksigen dan pembersihan sisa peradangan. Proses reperfusi juga perlu dikelola dengan hati-hati agar tidak menimbulkan cedera tambahan. Pemahaman ini menegaskan pentingnya penanganan stroke yang cepat dan terarah (Caplan & Liebeskind, 2016).
"Stem cell homing, tracking and therapeutic efficiency evaluation for stroke treatment using nanoparticles: A systematic review"
Paper dalam terbitan World Journal of Stem Cells dari Nucci, M. P., Filgueiras, I. S., Ferreira, J. P., de Oliveira, F. A., Nucci, L. P., Mamani, J. B., Rego, G. N. A., & Gamarra, L. F. (2020).
Artikel "Stem cell homing, tracking and therapeutic efficiency evaluation for stroke treatment using nanoparticles: A systematic review" membahas penggunaan nanopartikel untuk membantu pelacakan dan evaluasi efektivitas terapi stem cell pada stroke. Tinjauan ini menunjukkan bahwa nanopartikel, terutama yang bersifat magnetik, memungkinkan pemantauan migrasi sel punca secara non-invasif (misalnya lewat MRI), serta berkontribusi dalam meningkatkan pemulihan fungsional dan struktural otak pasca-stroke (Nucci et al., 2020).